October 12, 2018
loading

WASPADA PENYAKIT TELINGA PADA ANAK

Posted by    Humas Kesehatan

Penyakit telinga dapat menyerang siapa saja. Namun, penyakit telinga tertentu cenderung menyerang anak-anak dibandingkan orang dewasa.

Penyakit telinga bagian tengah atau otitis media sebenarnya dapat terjadi pada usia berapa pun. Hanya saja, anak-anak berusia 6-15 bulan memiliki risiko paling tinggi. Diperkirakan satu dari empat anak pernah mengalami satu kali otitis media hingga usia sepuluh tahun.

Mengenali Gejalanya

Otitis media merupakan infeksi telinga bagian tengah yang menyebabkan peradangan serta penumpukan cairan di belakang gendang telinga. Anak di bawah usia dua tahun lebih berisiko terhadap infeksi karena belum sempurnanya bentuk dan ukuran tuba eustachius (saluran yang berfungsi mengalirkan cairan dari telinga bagian tengah ke bagian belakang rongga hidung). Hal ini juga berkaitan dengan masih lemahnya sistem imunitas pada anak.

Otitis media dapat berlangsung dengan cepat dan biasanya disertai dengan flu atau pilek. Gejala-gejala infeksi telinga bagian tengah atau otitis media seperti rasa sakit pada telinga, demam, lemas, serta sedikit gangguan pendengaran. Pada sebagian anak, penyakit ini dapat menyebabkan gendang telinga berlubang sehingga cairan keluar dari telinga.

Hanya saja, otitis media yang terjadi pada bayi, sering membuat orang tua kebingungan. Beberapa gejala bayi mengalami otitis media antara lain sering menarik atau menyentuh telinga, rewel atau sulit tidur pada malam hari, tidak mau menyusu, batuk atau pilek, diare dan tidak merespons pada suara yang lembut.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko bayi atau anak mengalami otitis media antara lain sering menyusu dengan botol terutama dalam posisi berbaring, infeksi pernapasan bagian atas, sering terpapar asap rokok, gangguan imunitas, dan pernah mengalami infeksi sebelumnya.

Penanganan yang Tepat

Sebelum memberikan pengobatan yang sesuai, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap gejala infeksi telinga pada anak. Antara lain dengan menggunakan otoskop, yaitu alat yang mampu melihat kondisi gendang telinga. Tindakan penanganan yang akan dilakukan dokter tergantung dari usia anak, tingkat keparahan infeksi, seberapa sering infeksi terjadi, seberapa lama infeksi terjadi, dan lain-lain.

Penyakit telinga otitis media sebagian besar disebabkan oleh bakteri, meski ada pula yang disebabkan virus. Pemberian obat antibiotik efektif untuk infeksi yang disebabkan bakteri, namun tidak untuk infeksi yang disebabkan virus.  Untuk memastikan penyebabnya, dokter harus mengambil contoh cairan dengan jarum kecil, kemudian diperiksakan di laboratorium. Namun, jika anak berusia di bawah dua tahun dan dokter meyakini infeksi disebabkan bakteri, maka dapat diberikan pengobatan antibiotik segera.

Pada sebagian kasus infeksi telinga yang tidak membutuhkan antibiotik, dokter hanya akan memberikan obat pereda nyeri. Pereda nyeri yang aman untuk anak seperti parasetamol atau ibuprofen. Jika diperlukan dan gendang telinga tidak terganggu, dokter dapat memberikan obat pereda nyeri yang diteteskan ke telinga.

Selain itu, orang tua dapat meletakkan kompres hangat di sekitar telinga untuk meringankan rasa nyeri. Pastikan juga anak minum yang cukup.

Anak yang mengalami otitis media berulang disertai cairan yang keluar dari telinga selama lebih dari 3 bulan, seharusnya mengecek kondisi telinga anak minimal 3 hingga 6 bulan sekali. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit telinga otitis media pada anak dapat menyebar dan menimbulkan risiko yang lebih serius.

Penyakit telinga pada anak tidak boleh dianggap remeh, terutama jika anak menunjukkan rasa tidak nyaman. Segera berkonsultasi kepada dokter untuk pengobatan yang sesuai.

Sumber : Alodokter.com

Related Articles